Sudirman Said Janji Pangkas Kemiskinan Di Jateng Hingga 6%
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sudirman Said Janji Pangkas Kemiskinan Di Jateng Hingga 6%. Program penanggulangan kemiskinan paling ditunggu oleh masyarakat.
Maka dari itu, calon Gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said akan fokus
terhadap hal tersebut. Sudirman mengatakan hal itu kepada wartawan saat
mendampingi kunjungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, di
Taman Rekreasi Andhang Pangrenan, Purwokerto, Banyumas, Jateng. “Tadi,
dikatakan Pak Prabowo (Ketua Umum Partai Gerindra) bahwa yang paling
penting di depan memang bagaimana kepemimpinan, karena menentukan banyak
hal. Yang tadi dikatakan, kalau kita bisa fokus pada pemberantasan
kemiskinan, saya kira itu program yang paling ditunggu masyarakat
banyak,” kata Sudirman.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan berupaya mengurangi
kemiskinan, menyediakan lapangan kerja, dan membangun pemerintahan yang
bersih. Pilkada Jateng 2018 secara resmi diikuti pasangan calon gubernur
Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen yang diusung oleh PDI Perjuangan, PPP,
Nasdem, Demokrat, dan Golkar. Sedangkan Sudirman Said-Ida Fauziyah
diusung Partai Gerindra, PAN, PKS, dan PKB. Calon Gubernur Jawa Tengah
Sudirman Said menyatakan masalah kemiskinan akan menjadi prioritas
kerjanya. Dia berjanji akan memangkas angka kemiskinan dari 12% menjadi
6%.
“Masalah kemiskinan akan menjadi prioritas program kerja. Kami menargetkan memangkas angka kemiskinan dari 12% menjadi 6%,” papar Sudirman di acara Foreign Correspondent Club (JFCC), Jakarta. Dia melanjutkan, program kerjanya akan fokus pada tiga hal, yakni penciptaan pemerintahan yang bersih, penciptaan lima juta lapangan kerja, dan percepatan pembangunan Jateng. Dalam kesempatan itu Sudirman juga menceritakan prosesnya terjun ke gelangggang politik. Menurut dia, politik harus diisi oleh orang-orang baik agar politik bisa dikembalikan sesuai dengan tujuannya yang mulia, yakni sebagai alat perjuangan untuk memperjuangkan kesejahteraan dan kebaikan bersama.
“Karena itu saya mengajak orang-orang baik untuk masuk ke dunia politik agar politik kita tidak diisi oleh orang-orang bermasalah,” lanjutnya.Dia juga menyampaikan keprihatinan atas banyaknya kepala daerah dan anggota legislatif yang terlibat kasus korupsi dan harus berurusan dengan KPK.
“Dengan masuknya orang-orang baik ke dalam politik hal seperti ini bisa dikurangi,” terang dia.
Menjawab pertanyaan forum terkait penggunaan politik identitas untuk kampanye, Pak Dirman menyatakan, Indonesia sangat beragam, terdiri atas berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Sehinga politik identitas sulit untuk dihindari. Yang penting, jelas dia, politik identitas tidak dipakai untuk menjelek-jelekkan lawan politik. “Di Bali, tidak mungkin memilih gubernur orang Papua. Di Solo, meskipun Pak Jokowi punya mantu orang Sumatera Utara, sulit orang Batak menjadi Wali Kota di Solo,” imbuhnya.
“Masalah kemiskinan akan menjadi prioritas program kerja. Kami menargetkan memangkas angka kemiskinan dari 12% menjadi 6%,” papar Sudirman di acara Foreign Correspondent Club (JFCC), Jakarta. Dia melanjutkan, program kerjanya akan fokus pada tiga hal, yakni penciptaan pemerintahan yang bersih, penciptaan lima juta lapangan kerja, dan percepatan pembangunan Jateng. Dalam kesempatan itu Sudirman juga menceritakan prosesnya terjun ke gelangggang politik. Menurut dia, politik harus diisi oleh orang-orang baik agar politik bisa dikembalikan sesuai dengan tujuannya yang mulia, yakni sebagai alat perjuangan untuk memperjuangkan kesejahteraan dan kebaikan bersama.
“Karena itu saya mengajak orang-orang baik untuk masuk ke dunia politik agar politik kita tidak diisi oleh orang-orang bermasalah,” lanjutnya.Dia juga menyampaikan keprihatinan atas banyaknya kepala daerah dan anggota legislatif yang terlibat kasus korupsi dan harus berurusan dengan KPK.
“Dengan masuknya orang-orang baik ke dalam politik hal seperti ini bisa dikurangi,” terang dia.
Menjawab pertanyaan forum terkait penggunaan politik identitas untuk kampanye, Pak Dirman menyatakan, Indonesia sangat beragam, terdiri atas berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Sehinga politik identitas sulit untuk dihindari. Yang penting, jelas dia, politik identitas tidak dipakai untuk menjelek-jelekkan lawan politik. “Di Bali, tidak mungkin memilih gubernur orang Papua. Di Solo, meskipun Pak Jokowi punya mantu orang Sumatera Utara, sulit orang Batak menjadi Wali Kota di Solo,” imbuhnya.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar